Sunday, June 04, 2006

Arti Cinta 2

f. Cinta Gombal
Bagi pecinta gombal, kenikmatan tertinggi adalah ketika bermain dengan cinta dan memenangkannya. Cinta ini pasti tidak akan bertahan lama. Cinta gombal selalu diakhiri ketika salah satu pasangan merasakan bosan atau ada gejala bertambah serius dalam melabuhi cinta. Rasa bangga dan bahagia pada cinta ini terletak pada ketika lawan cinta menjadi terlalu serius dan kita menghentikannya.

g. Cinta Karet
Karet identik dengan kelenturannya dan selalu melar, tidak kaku dan fleksibel. Cinta karet adalah cinta seseorang yang memiliki rasa kasihan yang berlebihan. Dia tidak dapat menolak ketika ada orang yang mencintainya. Dia tidak pernah mengatakan iya dan tidak mampu mengatakan tidak. Namun di sisi lain, dia juga memerlukan cinta sesungguhnya. Namun cintanya selalu dikalahkan dengan perasaan tidak berdaya. Tidak berdaya untuk menolak.

Cinta karet juga dimiliki oleh orang yang tidak berani dimusuhi orang lain. Ketika dia mencintai seseorang, namun di tengah jalan terdapat ketidak cocokan, dia tidak mampu menyingkirkan mantan kekasih dari hadapannya. Namun di sisi lain, dia terus mencari pasangan yang sesuai. Sehingga tanpa terasa banyak korban yang masih menggantung di dalam genggamannya. Pacar-pacar dan calon kekasih yang tidak diinginkan masih menanti jawaban dan senantiasa menunggunya. Sementara sang pecinta karet tidak berani melepas mereka karena khawatir akan memusuhinya dan tidak ingin berteman dengannya.

h. Cinta Senandung Masa Puber
Cinta senandung masa puber bisa juga disebut dengan cinta birahi atau cinta romantis. Cinta ini muncul karena dorongan libido yang tinggi dan luapan emosional yang tidak terkontrol.
Bercheid dan Walter, peneliti cinta dari California, mengatakan: “cinta birahi muncul akibat dari keadaan emosional yang menggebu-gebu. Perasaan seksual dan perasan lembut, elasi dan rasa nyeri, kecemasan dan perasaan lega, pengorbanan dan kecemburuan muncul bersamaan dalam bentuk kegalauan jiwa.”
Emosi memainkan peran utama dalam cinta birahi. Manusia sering digoyahkan oleh nafsu yang tidak terkendalikan sehingga hanya mengarahkan pada orang yang dicintai saja. Dorongan cinta birahi dapat menjadi senjata pembenar terhadap perilaku yang secara umum tidak dapat diterima sosial, misalnya: berhubungan seksual di luar nikah, menikah dengan saudara kandung, atau menikahi pasangan orang lain yang sudah memiliki ikatan pernikahan.

Ciri utama cinta birahi adalah perasaan hanyut bersama orang lain. Yang terpikirkan hanyalah obsesi cinta. Orang yang dicintai adalah orang yang paling sempurna, paling benar dan paling menentramkan jiwa. Orang yang mengalami cinta birahi tidak dapat membedakan mana cinta yang memabukkan dan mana cinta yang menyehatkan.
Cinta birahi hanya muncul sesaat dan suatu saat hilang begitu saja. Seperti halnya minuman atau candu yang terasa nikmat sesaat dan sebentar kemudian hilang begitu saja. Jenis cinta ini sangat kuat dan kokoh, namun sangat mudah hancur karena perubahan emosi sang pecinta sendiri.

i. Cinta Pengorbanan
Cinta persahabatan sangat mengutamakan keakraban dan pengertian. Cinta ini tumbuh perlahan dari sebuah pertemanan, sering bertemu, saling berbagi, saling mengungkap diri hingga muncul sifat bijaksana, hangat dan penuh rasa persaudaraan. Menurut mereka, “Cinta yang terbaik adalah yang tumbuh dari persahabatan.”
Cinta persahabatan banyak dialami oleh kalangan mahasiswa. Cinta persahabatan muncul ketika masa KKN (Kuliah Kerja Nyata). Di dalam KKN setiap tindak-tanduk temannya tampak murni, baik perliaku baik maupun perilaku buruknya. Karena menjadi patner kerja yang harus saling memahami dan mengerti, akhirnya butir-butir cinta timbul.

j. Cinta Monyet
Tingkah laku monyet adalah melompat dari salah satu pohon ke pohon yang lain. Dia selalu bergerak ke sana kemari dan tidak pernah menetap. Demikian juga cinta monyet. Cinta ini selalu berpindah dari satu orang ke orang lain. Dalam istilah Jawa dikatakan “habis manis sepah dibuang.”
Demikianlah cinta monyet, kepuasan cinta akan terasa ketika cinta bergerak pindah dari pasangan lama ke pasangan baru. Ketika sudah menemukan pasangan baru, cinta menjadi tidak menarik, hingga akhirnya harus kembali berpindah lagi.

k. Cinta Pragmatis
Yang diinginkan cinta pragmatis hanyalah hidup tidak sengsara. Cinta yang disandarkan pada kondisi ekonomi dan sosial. Tidak terlalu banyak angan-angan yang berperan di sini.
Cinta pragmatis seringkali dialami oleh pasangan yang agak terlambat menikah. Pasangan cinta pragmatis juga dialami oleh masyarakat tradisional, khususnya kalangan santri. Pasangan pragmatis sebagian besar dialami oleh murid pada gurunya, santri pada ustadznya, bunyai pada kyainya, karyawan pada manajernya, staf pada atasannya, dan adik kelas pada kakak kelasnya.

l. Cinta Pebisnis
Untung dan rugi adalah perhitungan utama kaum pebisnis. Ketika cinta melahirkan kerugian, maka baginya itu bukanlah cinta, melainkan kebodohan. Manusia hidup hanyalah untuk mencari keuntungan. Manusia mencintai hendaknya dengan perhitungan keuntungan.
Pertanyaan yang muncul dari pecinta bisnis adalah “apakah keuntungan yang aku dapatkan ketika memilih dia sebagai pasangan cintaku?”, “Apakah aku tidak rugi jika memilih dia sebagai pendampingku?”.

m. Cinta Romantis
Cinta romantis atau cinta pertama adalah tahap awal pengenalan terhadap emosi diri. Emosi terbentuk sangat ekstrem sehingga hati menjadi lunak dan mudah berubah.

n. Cinta Masa Dewasa
Cinta masa dewasa tidak terlalu berbeda dengan cinta pragmatis. Pertimbangan cinta yang dimiliki oleh orang dewasa bukan lagi pada keindahan tubuh atau perasaan cinta untuk memiliki. Cinta dewasa tidak terlepas dari keinginan untuk hidup tenang dan damai.
Orang yang tidak memiliki harta berusaha mencari orang yang berharta untuk dicintai, namun dia tidak terobsesi dengan harta yang dimiliki kekasihnya. Baginya, dengan hidup tidak kekurangan dia akan dapat merencanakan rumah tangga yang bagus dan mendidik anak dengan baik.
Bagi orang yang berharta namun tidak memiliki fisik yang bagus akan mencari orang yang bertubuh bagus, namun dia tidak terobsesi oleh tubuh bagus kekasihnya. Baginya, dengan memiliki kekasih yang bertubuh bagus, dia dapat memperbaiki keturunan. Anaknya tidak lagi menjadi bahan cemoohan atau ejekan teman-temannya karena memiliki tubuh yang kecil atau kulit yang hitam.

o. Cinta Teman Baik
Cinta teman baik disebut juga dengan cinta persahabatan. Cinta ini muncul akibat dari hidup bersama. Pondasi utama yang membangun cinta teman baik adalah adanya saling percaya, saling memperhatikan, saling tenggang rasa, saling memahami akan kekurangan dan keunikan masing-masing. Aspek kehangatan dan pengertian terlihat lebih dominan daripada luapan nafsu dan emosi.
Cinta teman baik muncul sangat lamban dan sangat sulit dihilangkan ketika sudah terpatri dalam jiwa masing-masing. Kedua pihak memiliki banyak kesempatan untuk saling mengembangkan hubungan dan memahami karakter pasangan. Cinta teman baik terbentuk diiringi dengan adanya keseimbangan dan kesetaraan masing-masing pihak sehingga dapat berlangsung lama.

Arti Cinta 1

a. Cinta Abadi
Ketika Rabi’ah al-‘Adawiyah beranjak dewasa, dia dijual untuk dijadikan budak karena kemiskinannya. Sebagai budak belian, dia sering melayani para tuannya yang membutuhkan kenikmatan. Karena sikap kerasnya itulah dia akhirnya dia dipenjara. Di dalam kesendiriannya di penjara dia menemukan cinta yang luar biasa. Cinta kepada Tuhannya.
Dengan lantang dia berkata, “Barang siapa yang ingin melamar aku, maka minta izinlah dulu pada Kekasihku.” Dia menemukan kedamaian dalam setiap hujatan dan cercaan para tuan. Dia menemukan kenikmatan hidup dalam setiap kesengsaraan dan siksaan para tuan. Dia menemukan ketentraman dan ketegaran dalam menghadapi keputus asaan dan kehampaan hati. Tidak ada bunuh diri, tidak ada sakit hati, tidak ada dendam dan iri hati ketika menemui banyak rintangan, umpatan, atau orang yang hidup dalam kemewahan. Yang ada hanyalah kelapangan dan ketentraman jiwa. Cintanya kepada Tuhan mengajaknya untuk selalu berfikir dan berperilaku positif.


b. Cinta Semu
Romeo menenggak racun ketika Juliet terlihat terkapar tak berdaya di atas pembaringan. Dia sangat terpukul mendengar berita kematian Juliet ketika dia berada di pengasingan. Juliet diberitakan meninggal karena menenggak racun. Kekuatan cintanya kepada Romeo membuat dia harus memilih meninggal daripada menerima cinta orang lain yang tidak dia cintai.
Namun ketika ajal hampir melayang dia kaget ternyata Juliet hanya mati suri. Dia tidak benar-benar meninggal. Apa daya, racun nomor satu sudah ditenggak sehingga akhirnya dia meninggal. Juliet yang baru tersadar dari pingsan kaget ketika melihat jasad Romeo di sebelahnya sudah tidak bernyawa. Dia melihat sebotol racun yang sudah habis. Dia tidak kehilangan akal, dia pun menemukan pistol yang dibawa oleh Romeo. Tak lama kemudian, dengan bersimbah darah di kepala dan badannya, dia pun terkapar di sisi jasad Romeo.
Sebuah kisah drama klasik yang masih segar di dalam ingatan anak-anak sekolah. Sebuah cinta yang ditemukan pada pandangan pertama. Bukan karena kebiasaan ataupun karena paksaan. Cinta yang akhirnya tidak dapat dimiliki. Cinta yang berakhir dengan tragis. Namun, para pengagum kesusasteraan menganggap cinta Romeo dan Juliet adalah cinta yang abadi.
Dalam sudut pandang agama, cinta Romeo dan Juliet hanyalah cinta semu karena cara yang ditempuh untuk menyatukan cinta itu salah, dengan cara bunuh diri. Cinta abadi dapat diraih jika tujuan dan cara dilakukan dengan benar, yakni mencintai atas dasar kepatuhan pada perintah Tuhan dan dilakukan sesuai dengan aturan Tuhan. Manusia harus melakukan semua ini atas dasar aturan Tuhan karena manusia hadir dan kembali hanya di pangkuan Tuhan.


c. Cinta Gila
Qais dan Laila bertemu pertama kali di perjalanan ketika sedang mencari sungai untuk keperluan minum. Selama pertemuan, mereka saing memberikan syair terindah. Mereka bercengkrama begitu lama hingga akhirnya muncul getar-getar cinta. Namun cinta mereka sulit disatukan karena suku mereka saling bermusuhan.
Qais hanya dapat mencium aroma wangi Laila dari kejauhan. Sebagai obat kerinduan dia mau mencium jejak kaki anjing yang keluar dari suku Laila. Dia tidak dapat memasuki suku Laila, demikian pula Laila tidak dapat memasuki suku Qais. Cinta mereka hanyalah sebuah syair yang terhampar dalam angan-angan, namun tetap menyala dalam kehidupan. Begitulah cuplikan dari kisah “Majnun Laila” yang diangkat dari roman percintaan padang pasir. Kisah cinta antar penyair yang hidup di masa dinasti Umayyah.
Cinta membuat manusia kehilangan kesadaran. Pikiran rasional seringkali tergusur oleh luapan emosional. Keputusan memberi dan menerima cinta lebih bertumpu pada kesadaran emosional. Sehingga yang tampak di depan mata selalu kebahagiaan dan kesenangan. Tidak ada aspek buruk yang muncul dalam diri yang dicintai karena tertutup oleh perasaan cinta itu sendiri.
Cinta gila dapat dinetralisir dengan penyeimbangan antara kesadaran rasional dengan kesadaran emosional. Sadar akan kondisi manusia yang selalu memiliki kekurangan dan kesalahan. Aspek kehidupan bukanlah kebahagiaan dan kesenangan semata, tetapi juga kekacauan dan kesengsaraan.


d. Cinta Buta
Kata yang muncul, “bila kekasih saya tidak memberikan perhatian pada saya, saya sangat sakit.” Yang terlibat adalah perasaan emosional kuat, mudah cemburu, sangat terobsesi dengan yang dicintai, sehinga sangat khawatir akan tersisih.
Model cinta ini disebut juga dengan Cinta Memiliki. Rasa cinta yang bertujuan untuk memiliki dan menguasai sang kekasih. Tidak ada yang berhak dan boleh bercengkrama atau berkomunikasi dengan sang kekasih kecuali dia sendiri. Dia akan merasa sangat sakit dan tersiksa ketika mengetahui kekasihnya sedang bercengkrama dengan orang lain.


e. Cinta Sederhana
Yang terlibat dalam cinta ini biasanya memiliki pertimbangan realitas dalam menentukan pasangan dan lebih senang mencari kepuasan hati daripada kesenangan atau kegembiraan. Bagi mereka, seseorang harus merencanakan kehidupan seksama sebelum memilih seorang kekasih.
Reni memilih Yudi sebagai pasangan hidup bukan karena ketampanannya, bukan pula karena kekayaannya. Dari segi fisik Yudi tidak terlalu tampan dan tidak terlalu buruk. Dari segi ekonomi, Yudi bukan orang berada, dia juga bukan orang yang serba kekurangan. Reni memilih Yudi karena dia tidak ingin merasa kekurangan, meskipun dia tidak pernah merasakan ingin kelebihan. Yang Reni inginkan hanyalah hidup tanpa masalah rumit.

Sunday, May 14, 2006

Syair Pupus


kisah terindah dalam cinta adalah pupus.
Kisah yang paling menarik disimak adalah pupus.
Kisah yang paling menarik untuk diceritakan adalah pupus.
Kisah yang menjadi guru termahal adalah pupus.
Kisah yang dapat mengubah hidup manusia adalah pupus.
Kisah yang menjadi cermin masa depan adalah pupus.
***
Pupus adalah nasehat yang paling dahsyat.
Pupus adalah obat yang sangat radikal.
Pupus adalah petuah cinta yang sangat mahal.
Pupus adalah malaikat penunjuk jalan yang terang benderang.
***
Namun...
Pupus dapat menjadi racun nomor wahid yang sangat mematikan.
Pupus dapat menjadi raja setan yang paling dahsyat dalam menjerumuskan.
Pupus dapat menjadi onggokan taring dan duri yang memerihkan.
Pupus dapat menjadi angin topan yang menghempaskan manusia dalam jurang kehampaan, keputus-asaan dan ketololan.


Tinggal kita men...
Mau dikalahkan oleh pupus
Suka dipecundangi oleh pupus
Terkapar oleh uppercut si pupus
atau
Berdiri tegak melibas keberadaan pupus
Mendongakkan kepala menyongsong pupus
Tersenyum lebar menghadapi hujaman pupus

Monday, April 17, 2006

Sahabat el-Pasca

SAHABAT EL-PASCA

Teman-temanku memanggilku Iez.
Belum genap dua tahun aku tinggal di kamar L-Pasca, salah satu kamar di kompleks L PP. Al-Munawir Krapyak Yogyakarta.
Di kamar L-Pasca, aku menikmati persahabatan yang erat dengan empat manusia unik. Mereka adalah Sigit, Rio, Ary dan Roziq.
Sigit take off dari Sumatera. Rio berenang dari Sulawesi. Ary naik cikar dari Jawa Timur. Roziq menaiki motor Belalang Tempur-nya dari Jawa Tengah.
Kami semua berkumpul di Yogyakarta dengan satu kesamaan tujuan, belajar ilmu agama dan melatih kemampuan dalam mengaji.
Kami berlima memiliki karakter dan kebiasaan yang berbeda.
Nasib kami juga berbeda-beda.
Nasib berkarya, nasib bercinta, nasib bekerja, nasib belajar, nasib berorganisasi, nasib berteman, nasib berkeluarga, dan nasib-nasib lain yang aku kenal.
Namun dengan perbedaan tersebut, kami justru menjadi akrab dan sangat erat.
***
Sigit...
Dia orangnya kalem, luwes dan penyabar.
Dia mengisi hari-harinya dengan berbagai kesibukan. Mulai dari ngurusi kopontren, kerja di percetakan, mengajar di TPQ, hingga membantu teman-teman yang membutuhkan tenaga dan pikirannya.
Dia loyal pada pekerjaannya.
Sayang...
Sudah tujuh kali dia mengalami kegagalan cinta.
Mungkin dia sedang menjalani ujian cinta dari dewi asmara.
Sampai saat ini dia selalu mendambakan cinta... ketika bekerja, ketika tidur, ketika makan, ketika mencuci pakaian... dia selalu mendambakan cinta. Kecuali... ketika mandi.
Walau mendapatkan beribu-ribu siksaan cinta, tubuhnya tetap kekar sebagaimana jiwanya yang tegar bagai tembok raksasa China.
Dia semakin mapan dengan guratan-guratan cinta.
Baginya, pupus bukan lagi tusukan cinta yang menyakitkan.
Pupus hanyalah sebuah khayalan cinta yang muncul sebagai hiasan kehidupan.
Kini, dia menggali potensi diri dengan berkarir dan mempelajari kehidupan faktual dan ideal.
...
Rio...
Dia orangnya pendiam, tegas dan disiplin.
Dia sangat loyal untuk membantu teman-temannya, khususnya santri yunior yang masih awam dengan kondisi pesantren.
Setiap pagi dia rajin merebus air dan mempersiapkan minuman untuk sang ustadz.
Setengah jam sebelum Shubuh, dia sudah rapi, siap mengumandangkan adzan, menata perlengkapan mengaji dan setoran di giliran pertama kali.
Di balik sikapnya yang tegas dan disiplin, terdapat sifat romantis yang tersimpan dibelahan titik kesadarannya.
Dia senang merawat Bunga Melati.
Bunga yang dijadikan bahan imajinasi dan campuran minuman teh.
Dengan berbekal sifat romantisnya yang terbatas, dia pernah mencintai sahabat terdekatnya... namun kandas.
Cinta tidak menyeretnya menjadi kebencian.
Dia justru menghormati keputusan sahabatnya yang tidak ingin dimadu. Tidak ingin dicintai.
Kini...
Dia sudah menikah.
Adinda yang sangat dikasihinya, telah menjadi kekasihnya.
...
Ary...
Wajahnya unik, penuh dengan keanehan.
Kalau kamu melihat, pasti pengen ketawa-ketiwi.
Dia selalu dihantui ketidak percayaan diri karena memiliki rambut yang berjumlah puluhan helai.
Dia memiliki kemauan yang luar biasa... menghafalkan al-Qur’an dan menyelesaikan studi S2.
Sebenarnya dia sudah hafal, hanya tinggal melancarkan.
Sudah belasan santriwati yang dia kenalkan padaku, namun tidak ada hasil.
Masih kuingat wajah Farida yang simpluk, senyuman Neng Inul yang menawan, gurauan Hanik yang mempesona.
Yang menarik darinya adalah...
Dia akhirnya menikah dengan gadis pujaannya. Gadis manis, lugu dan penuh pengertian yang pernah dia kenalkan padaku.
...
Roziq...
Sangat sebentar aku mengenalnya.
Dia sudah check out dari pondok ketika aku masih enam bulan di eL-Pasca.
Dia memiliki kemauan yang kokoh dalam berprofesi. Hingga akhirnya dia harus keluar dari lingkungan kampusnya sebelum menyelesaikan gelar kesarjanaan.
Selama di pesantren, dia bukan tipe pecandu cinta.
Dia lebih senang menjadi penyemangat bagi teman-temannya yang berada di mabuk asmara.
Dia tidak mau berada dalam lingkaran cinta.
Saat ini dia sudah menjadi pengusaha yang berhasil.
Namun aku tidak tahu apakah dia sudah menikah atau belum, sudah punya anak pertama atau belum, dan aku tidak tahu apakah dia tengah merawat anak pertama yang kedua atau tidak.
***
Setiap kali kita berkumpul, selalu ada acara jalan-jalan keluar.
Entah mengunjungi mantan kekasih, atau ke para ustadz yang sudah pensiun mengajar di kompleks kesayanganku.
Aku tidak tahu mengapa kami semua memiliki satu ketidak berhasilan.
Sigit, belum berhasil dalam menggapai cintanya.
Rio, belum berhasil membuat taman obat di sebelah Mushalla sesuai keinginannya.
Ary, lebih parah lagi.. belum menyempurnakan hafalannya dan belum menyelesaikan studinya di S2.
Roziq, belum tuntas dalam menyelesaikan studinya.
Dan aku...
Aku belum berhasil dalam banyak hal.
Aku belum menyelesaikan hafalan al-Qur’an. Aku belum menyelesaikan studi. Aku juga belum mampu menuntaskan tugasku menjadi pengurus di Pesantren.
Berbekal pengalaman yang berbeda...
Kegagalan yang berbeda...
Keberhasilan yang berbeda...
Dan kenangan yang berbeda..
Kami justru menjadi sangat akrab dan penuh suka cita.
Inilah persahabatan...
Tidak ada dengki, tidak ada cemburu, tidak ada dendam, tidak ada uring-uringan, tidak ada dongkol, tidak ada ancaman, dan tidak ada permusuhan.
Yang ada hanyalah kenangan manis penuh keakraban.

Thursday, March 02, 2006

Nuning Jangan Menangis

“Benar apa yang dikatakan Dafidh,” ungkap Khodri pada Nuning memecah kebisuan.
Sudah satu setengah jam mereka berada di alam pikiran sendiri-sendiri, mengingat perlakuan orang tua Jupri yang sangat buruk.
Bus Jepara-Semarang terasa berjalan landai, menyusuri liku-liku jiwa Nuning yang kacau.
Mata Nuning menatap tajam pada Khodri, mengharap ada ulasan lanjutan.
Khodri sejenak menghela nafas dalam-dalam.
Lantas diapun tertunduk kembali sambil sesekali mendongakkan kepala melihat liku-liku jalan yang agak lengang.
Jam menunjukkan pukul 20.05 WIB.
Bus sudah melewati kota Kudus.
“Apa yang dikatakan Dafidh?” tanya Nuning sambil terus menatap Khodri, mengharapkan butir-butir jawaban yang dapat menyejukkan lara hati.
“Percuma...”
“Toh... sudah terjadi,” ungkap pendek Khodri, sambil terus menerawang, menghempaskan pandangan pada liku-liku jalan yang semakin sepi, membuang segala kepenatan yang menggelayut di hati.
“OKE... AKU SALAH,” teriak Nuning dengan nada agak tinggi.
“Aku yang merusak rencana teman-temanmu.”
“Aku yang menghilangkan kesempatan emas untuk mendepak Si Krempeng berwajah blo’on itu.”
“Aku memang orang bodoh.”
“Aku orang dungu yang tidak tahu terimakasih.”
“Aku orang tolol yang tidak mengerti kebaikan orang,” ucap Nuning menyesali diri.
“Kesalahanmu sudah sangat besar,” kata Khodri pendek tanpa memandang Nuning.
“Aku memang orang yang menyakitkan.”
“Ucapanku adalah pisau yang menyayat hati.”
“Tindakanku adalah hujaman duri pada luka yang menganga.”
“Aku raja tega, yang selalu memancarkan aura kepedihan dan luka,” sambung Nuning sambil terus menyalahkan diri.
“Bukan hanya itu...” potong Khodri dingin.
“Kamu adalah nanah pada borok yang meradang.”
“Yang kamu pancarkan adalah hawa kebusukan dan pemandangan menjijikkan.”
Nuning menunduk dalam-dalam.
Air matanya dia tumpahkan sekuat tenaga.
“Kamu tahu...”
“Semua santri merasa bergidik ketika melihat kamu.”
“Mereka ingin muntah ketika mendengar suaramu,” tambah Khodri seraya menatap tajam Nuning yang tertunduk penuh penyesalan.
“Nuning...”
“Baumu yang sangat busuk sudah mencemari ladang Surgawi pesantren.”
“Riak-riak kotoran comberan telah kamu tuangkan di telaga putih tempat para santri mengaji dan menimba ilmu dengan kesucian hati.”
Nuning semakin tertunduk.
Tenggorokannya terasa tercekik.
Nuning tidak mampu memproduksi kata-kata.
Ya... Nuning hanya tertunduk penuh penyesalan.
Nuning hanya mampu mengemasi puing-puing kekuatan yang telah runtuh dan kepercayaan diri yang hancur berkeping-keping.
Dia pungut nilai harga diri yang sudah mengkristal, menjadi debu jalanan.
***
3 minggu sebelumnya...
“Fidh... Fidh...,” teriak Mualimin.
“Heeh... molor aja neh anak,” ujarnya sewot sambil terus menggoyang-goyang tubuh Dafidh yang sudah mendengkur sejak pukul 19.40 WIB.
Dafidh adalah santri yang baru 6 bulan tinggal di Pesantren Gaul ini.
Pesantren Gaul adalah pesantren kecil di Semarang yang santrinya 90% sekolah di luar pesantren dan memiliki aktivitas lain selain mengaji di pesantren. Ada yang berjualan koran. Ada yang buka agen susu segar. Ada yang menjadi tukang kunci. Ada yang menjadi pengajar di TPQ-TPQ Kota Semarang.
“Eeeh... Mbah Lim, ada apa?” tanya Dafidh seraya membuka sebelah matanya sedikit.
“Aku pinjam jaket kulitnya ya... Aku mau ikut penyergapan neh,” ucap Mualimin tergesa-gesa.”
“Ente ga’ itba’ ta?” tawar Muallimin.
“Ga’ ah,” ujar Dafidh sambil merobohkan tubuh kembali. Setengah menit kemudian dia sudah terkapar melintasi alam mimpi.
Malam itu adalah malam kemenangan bagi para santri.
Tepat pukul 13.00, diiringi rintik-rintik hujan, salah satu santri senior melihat bayangan berkelebat ke arah kamar Nuning.
30 menit berlalu, tidak ada tanda-tanda bayangan keluar dari kamar tidur Nuning.
Santri senior curiga.
Dia mengontak teman-teman santri untuk mengurung kamar Nuning. Termasuk Muallimin yang sejak tadi sudah siap dengan jaket kulit pinjaman Dafidh.
Penyergapan dilakukan.
Dua insan dalam kemesraan ditangkap ramai-ramai.
Mereka akhirnya diusir dari lingkungan pesantren.
...
Nuning kalang kabut, pikirannya kacau. Dia kehilangan segalanya, kehormatan, harga diri, nama baik.
Segala keunggulan yang dimilikinya sirna dihempas badai kebusukan perbuatannya dan kemurkaan laskar cinta.
Tinggal satu harapannya...
Jupri, si krempeng berwajah blo’on, mau menikahinya.
Dia berharap... pernikahan dapat melunturkan noda dosanya.
Pernikahan dapat membangun kembali harga diri yang keropos dan hancur diterpa badai durjana.
Pernikahan dapat menjunjung tinggi citra kehormatan yang sudah porak poranda.
...
Malang...
Di rumah Jupri, Nuning dilempar bagai anjing yang mengais sampah, mengharapkan daging busuk dari tuan rumah.
Nuning diumpat dan diusir seperti keledai berpenyakit menular.
Nuning didepak seperti binatang najis yang mengotori rumahnya.
Nuning dihujat dan dimaki seperti seekor lalat comberan yang mengharapkan lemparan kotoran sebagai makanannya.
Nuning dibuang bagai sampah.
...
Nuning...
Nuning anak Pak Kyai.
Nuning anak tercantik di pesantren.
Nuning gadis berkulit kuning dan berhidung mancung.
Nuning wanita muslimah bermata indah dan bersuara merdu.
Nuning sang pujaan kawula muda.
Nuning idaman para santri dan ustadz muda.
Nuning, bunga merekah di istana surgawi nan megah.
Kini...
Nuning hanyalah kecoa kamar mandi yang menjijikkan.
Nuning menjadi tikus got dan larva selokan yang tidak ada artinya.
Nuning terpuruk menjadi pengemis cinta yang mengais sisa-sisa asmara dari pria blo’on pujaannya.
***
10 tahun sebelumnya...
“Fiter, ada cewek cantik di rumah Pak Kyai,” kata Sulhan.
“Oh ya..., kapan datang?”
“Barusan masuk nDalem.”
Fiter pun mengintip lewat jendela kamarnya, menanti santriwati baru keluar dari sarangnya.
Tak lama kemudian...
“Waah... cantiknya,” kata Fiter dan Sulhan bersamaan.
“Matanya...”
“Hidungnya...”
“Kulitnya...”
Mereka berdua akhirnya pergi ke alam mimpi, berenang dalam angan-angan, mengitari alunan asmaralaya yang menggelora.
...
Empat tahun berjalan...
Mualimin, Fiter dan Sulhan beranjak menjadi Ustadz muda.
Seiring perjalanan waktu, butir-butir cinta mulai menghinggapi alam ketidak berdayaan mereka.
Cinta akhirnya membentuk segi empat.
Fiter, Sulhan dan Muallimin sama-sama mencintai Nuning.
Nuning dihadapkan pada pilihan rumit.
Muallimin punya kelebihan dari segi fisik. Dia berpostur tinggi, tampan, berkulit kuning dan rajin menghafal al-Qur’an.
Fiter punya kelebihan dalam berbahasa Arab. Dia pandai ilmu agama dan pelajaran umum. Dia favorit di kalangan santriwati.
Sulhan mempunyai kelebihan di bidang wiraswasta. Di samping mengajar di Madrasah Diniyah, dia juga menjaga kantin pesantren untuk tambahan kuliah.
...
Nuning keluar dari lingkaran cinta segi empat.
Dia memilih Jupri, santri senior yang tidak memiliki keunggulan apa-apa selain orang tuanya yang beraliran darah biru.
Jupri anak orang kaya dan hidupnya serba berkecukupan.
Nuning selalu diberi hadiah dan oleh-oleh untuk menambah keakraban.
Nuning merasa tersanjung dan semakin cinta.
Perjalanan cinta mereka berjalan terlalu jauh.
Jupri banyak menuntut kesetiaan dari Nuning.
Nuning memberikan segala yang dia miliki, karena takut kehilangan Jupri.
...
Keadaan berbalik...
Segala kebaikan Nuning dan segala yang diberikan Nuning kini dijadikan sebagai sebagai alat untuk memperdaya Nuning.
Nuning tidak berkutik.
Nuning sudah masuk dalam perangkap Jupri.
Nuning menjadi alat pemuas nafsu Jupri.
Nuning berusaha lari, tetapi cengkraman kuat Jupri tidak dapat dia hindari.
***
Pagi hari setelah penggrebekan...
1 hari sebelum berangkat ke rumah Jupri, Kota Kudus.
“Bang Dafidh, menurut antum pantaskah Nuning pergi ke rumah Jupri untuk minta dinikahi?” tanya Khodri.
“Tidak.”
“Kenapa?”
“Nuning sudah tidak ada harganya di mata Jupri dan keluarganya. Dia hanyalah barang pemuas nafsu.”
“Maksudnya?”
“Ketika berpacaran, Jupri cukup mengeluarkan sedikit hartanya untuk mendapatkan “harta” yang sangat berharga dari Nuning.”
“Kebaikan Jupri hanyalah sebuah pancingan untuk mendapatkan keuntungan berlipat yang sangat besar dari Nuning.”
“Terus?”
“Kalau Nuning menemui keluarganya, maka dia akan diusir oleh keluarganya, karena Nuning tidak memiliki harta berharga untuk ditawarkan pada mereka.”
“Solusinya?”
“Jangan pernah mengajak Pak Kyai untuk pergi ke Kota Kudus. Jangan mengajak keluarga nDalem. Jangan mengatasnamakan pesantren. Berangkatlah sendiri dengan Nuning. Bersiaplah untuk mendapatkan perlakuan buruk.”
“Jangan marah pada keluarga Jupri.”
“Jangan marah pada Nuning.”
“Jangan marah pada nasib.”
“Ajak Nuning untuk introspeksi dan menghindari Jupri sejauh-jauhnya, karena dia masih memiliki ‘kartu truf’ untuk mengendalikan Nuning.”